Monday, January 7, 2008

entah sampai kapan,

akhir pekan lalu, melalui piranti telepon selular seorang kawan
berkirim pesan tentang kesibukannya sekarang
ia bercerita tentang kesibukan barunya sebagai seorang mahasiswa S2 sebuah Universitas terkemuka.

Laptop barunyapun ia singgung-singgung di
tengah-tengah percakapan.


ah,..luar biasa kawanku satu ini. Anak juragan bawang dari Brebes.
Berpenampilan seadanya, tapi Cerdas bukan main dan sedikit oportunis.

Diakhir percakapan ia menanyakan kelanjutan Study yang kini masih aku tempuh. Tak lupa, Ia juga menawarkan bantuan mem-finishkan kuliahku.

Sebuah akhir percakapan yang selalu tidak aku inginkan, karena itulah..
aku akan selalu menjawab dengan kalimat itu-itu saja

.. mbuh,..kacau,..ambyar,..malesmen,...

aku selalu punya pembelaan kenapa hingga akhir semester yang kesekian
ini studyku belum juga selesai.


"...dikunyah kesibukan,..gak sempat ke kampus,.. dosennya susah dicari,.."

Ah dasar manusia,..selalu saja punya alasan untuk berkelit jika sedang
pada kondisi terjepit.



Terakhir kali ibukku menelpon,... beliau juga menanyakan kelanjutan kuliahku. Melalui ungkapan-ungkapan halusnya, berkali-kali aku diingatkan untuk sesegera mungkin menyelesaikan tanggungjawab yang dibebankan kedua orangtuaku.

"MERAMPUNGKAN STUDY KESARJANAANKU, itu saja!!!"

Ibukku berharap,.. selesainya study S1ku akan menjadi salah satu kado indah diakhir pengabdiannya sebagai seorang guru SD di sebuah kampung terpencil di Kabupaten Demak.

Ingatan kecilku melayang-layang, kembali kemasa ketika dulu ibukku masih mengajar di sebuah sekolah dusun yang 5 kilometer jauhnya dari tempat tinggal kami.

Aku masih ingat betul,..pagi-pagi sekali ibukku telah bangun,
menyiapkan sarapan untuk kami sekeluarga, membangunkan kami semua agar tidak terlambat. Kakakku yang pertama sekolah di SMA swasta di Ibukota Propinsi, tinggal disana dan seminggu sekali pulang kerumah. kakakku yang kedua sekolah di SMP Kota Kecamatan, berangkat sekolah sebelum jam setengah enam pagi. Sementara aku bersekolah di SD yang bangunannya ada dibelakang rumah.

Ibuk dan Bapakku pergi mengajar sebelum jam setengah tujuh pagi.Jika hari sedang terang dan cuaca bersahabat, kedua Orangtuaku akan berangkat mengajar berboncengan naik sepeda motor Yamaha superdeluxe tua buatan tahun 80 warna merah. Namun jika datang musim penghujan,..
kedua orangtuaku akan berjalan kaki menuju tempat mengajarnya masing-masing, karena mustahil menaiki sepeda motor ditengah jalan yang lumpurnya mencapai atas mata kaki. Belum lagi jika hujan deras datang dari pagi-pagi sekali.


.....Aku jadi teringat kisah Ibuguru didaerah terpencil Belitong,
Ibunda Mus yang dikisahkan oleh Andrea Hirata dalam Novel Laskar
Pelanginya.

Aku berbangga hati sekarang!!!,.. :) :) :) :)

------

Semangat perubahan seseorang bisa datang darimana saja,...dari orang-orang terdekat yang disayangi, dari benda-benda yang dijumpai, atau bisa saja dari pengalaman yang dijalani.
Dan ketiganya telah aku lewati,...
namun tetap saja aku belum berubah,
..masih bebal, malas, dan selalu ragu untuk melangkah

hanya meminta dan berserah pada Tuhan tanpa sedikitpun berusaha, tentu
juga sebuah ketololan.

ah,.. kenapa aku masih juga seperti ini
begitu takut untuk memulai,

kp kali, 7/1-08

4 comments:

the fikre said...

bismillaahirrohmaanirrohiimi,

assalaamu'alaikum wr.wb
sebuah tulisan tanpa referensi akademis sebagai tanggapan postingan "entah sampai kapan".
ditulis dengan sentuhan jemari kasih sayang utk keponakan Arif Nugroho.

"entah sampai kapan", sebuah judul posting tanpa muatan optimisme sama sekali dari sosok mahluk Allah bernama Arif dalam men-sikapi kondisi stagnasi kreativitas, stagnasi alur pemikiran, stagnasi strategi bahkan stagnasi kata hati, yang berakhir pada blunder pergulatan batin&pikiran.
Sebuah situasi yang complicated dengan muara kompensasi dalam segala bentuk.
Diuntungkan karena mahluk yang satu ini mempunyai banyak kanal utk mengalirkan kompenssasinya dengan:
-jepret sana sini,
-berkelana laksana "satria berkamera" menapaki sudut2 kota semarang
-mengembara di dunia maya dengan mengobral kata2 melalui keyboard komputernya.
-ato mungkin duduk bersila ato bahkan tertidur pulas di mushola kantor karena kecapean berdzikir???
-ato dengan menuliskan puisi cintanya utk kekasih-kekasihnya yang tersenyum manis dalam dunia angannya???
Dalam bahasa hukum,..itu semua baru sebatas sangkaan dalam koridor "praduga tak bersalah".
Karena sebenarnya substansi stagnasi itu ada pada dirinya sendiri, berada pada ranah nurani, bukan pada tataran implementasi.
Mengapa?
karena dengan semua fasilitas dan jarak tempuh kampus yang hanya butuh hitungan menit, tanpa harus memutar jarum panjang jam tangannya 360 derajat per hari dengan honda supra-nya, rasanya bukan sebagai alasan yang pas utk kasus diatas.
Beaya?
terlalu meng-under estimate dia sebagai seorang yg cukup lama malang melintang sebagai satria berkamera.
Asmara&Wanita?????????
bisa jadi ini menjadi "akar" permasalahan tapi bukan menjadi "umbi"nya. Karena menurutku akar akan menjalar di kala umbinya tumbuh dan berkembang.
Artinya dikala pembenaran atas stagnasi itu belum valid utk dijadikan argumen, maka asmara dan wanita menjadi "sebuah pilihan populer" utk kasus-kasus seperti ini.
OOOhhh Betapa tidak enaknya "asmara&wanita" dalam suasana yang seperti ini.
Mnurutku, ketika "umbi pemikiran dan kenyataan" mulai berkembang sebagai konsekuensi dari proses pendewasaan, sementara egoisme utk tidak mau "mengalahkan diri sendiri" masih begitu kuat berputar-putar dengan gaya sentrifugalnya dalam lingkaran proteksi yang dengan sangat kuat kita pertahankan.
Lalu...masih pantaskah kita bilang "ah,.. kenapa aku masih juga seperti ini begitu takut untuk memulai".
Ada banyak alasan yang mungkin bisa aku posting, tetapi itu tidak akan berarti bila selangkahpun kita tidak mau memulai.

Jangan pernah menonjolkan kekurangan sebagai sebuah alasan, bila kita hendak meraih kesuksesan sebagai tujuan.

Seribu langkah tercipta hanya apabila kita memulainya dengan SATU LANGKAH.

Optimis adalah bagian dari JAWABAN
Pesimis adalah bagian dari MASALAH

to be kontinyu....
Rebo Kliwon, 22 januari lebih satu hari, 2008.
dari sudut simpang5
utk sebuah langkah demi seribu langkah berikutnya

abby family said...

entah sampe kapan?
sebetulnya pertanyaan yg sudah ada jawabanya....jawabanya sudah ada sebelum ada pertanyaan tsb...
yg kamu butuhkan adalah
action...
step forward...
no need too much thingking

Anonymous said...

makane eling karo pesene mbokmu, kowe dikon melancong semarang ki ora nggo golek duwit tapi ngenteke duwite wong tuamu, di kon sinau ben dadi dokter. eee malahan dadi wartawan piye to...

wis ndang dibarke kuliahe, bar kuwi lanjut kuliah subuh...salam Met4l keCiL

Heru Sri Kumoro said...

kuwi, dirungokke petuah konco2 mu kuwi. kurang opo meneh coba? komputer nggo ngetik ono, mangan iso 3 X sehari, konco sing arep ngewangi yo akeh, kurang opoo coba? cen Kurang Ajar kok kowe ki lek. he he he

pisssssssssssss