Saturday, September 29, 2007

YA BIAR BGINI SAJA,...



KAU ADALAH SEBUAH BAYANGAN YANG TERPANTUL DARI KILATAN CAHAYA KEINDAHAN
WARNA-WARNI YANG TERCIPTA SEPERTI SAPUAN LEMBUT KUAS MAHAKARYA TUAN SENIMAN
BERSIH DAN HALUS NYARIS TIDAK ADA PENGULANGAN

HINGGA DETIK INI,.. KAU MASIH JUGA MENEBARKAN KERINDUAN
MENGHIMPIT NALARKU HINGGA TAK MAMPU AKU BERJALAN
AKU PERNAH BERFIKIR, MENGHARAPKANMU ADALAH SEBUAH KEWAJARAN
NAMUN MENATAP KENYATAAN, SUNGGUH MENJADI KEADAAN YANG TAK AKU INGINKAN

KAU MASIH SAJA MELINTAS, MENARI-NARI, MENEBAR AROMA WANGI DISEKELILINGKU
MULUT MADUMU TERUS SAJA BERSENANDUNG TENTANG LAGU-LAGU KEBAHAGIAAN
MEMBIUS DAN NYARIS MENUNTUN SUKMAKU KE SEBUAH WILAYAH YANG DIPENUHI SEKAT-SEKAT MENYESATKAN
SEBENARNYA AKU ENGGAN MEMASUKI DUNIA YANG KAU DIAMI
SEBAB HANYA AKAN MENIMBULKAN SESAK DI DADA YANG SUSAH TEROBATI

TRIMAKASIH KARENA KAU TELAH MAU MENJADI SALAH SATU WARNA PELANGI YANG KINI AKU SIMPAN RAPAT-RAPAT SEBAGAI TEMAN MERAJUT MIMPI
PERNAH AKU MENAWARKAN PADA MALAIKAT PENJAGA MALAM UNTUK MENUKAR SELURUH HARI ESOKKU DENGAN KEMARIN SAAT KAU MENYAPA DAN MENGULURKAN SENYUM YANG BETAPA LUGUNYA AKU KIRA SEBUAH SINYAL HARAPAN

*******aku akan tetap berada disini, karena pagar itu menjulang begitu kokoh dan tinggi.

(kampung kali, 29/9-2003)

Thursday, September 27, 2007

silhouate dari kejauhan



aku tidak akan menyalahkan siapapun,

sebab aku hanya ber angan-angan

tapi bukan berarti aku tidak serius

karna aku percaya karma,*

bertatapan dengan paras halusmu tak pernah sedikitpun terlintas dalam benakku
entah hari apa, aku lupa...namun hari itu memang agak terasa berbeda bagiku
aku seperti merasakan udara yang lain dari biasanya, terasa lebih bersih dan agak sedikit ada bau wangi yang mengambang diatasnya.
Langkah kakiku terasa lebih ringan dari seorang penari balet sekalipun. Mereka melangkah seolah telah menemukan arah, bahkan tanpa aku perintah. Dan langkah yang aku tuju rupanya tidak berbeda dari hari-hari yang lalu, ...ya tempat-tempat itu juga, karena memang aku bukan seorang pengembara atau orang yang suka bepergian keluar kota.
Mataku lekas tertuju pada sebuah tempat yang memang tak asing bagiku. LUARR BIASA, ada pemandangan berbeda yang segera menarik leherku untuk bergerak menoleh. Ini seperti sebuah mimpi bagiku, aku seperti seorang tua renta yang kembali menemukan kejantanannya, Seperti ada hembusan angin dingin pegunungan yang masuk secara perlahan melalui pori-pori dan melembabkan padang hatiku yang telah mengering.
Bukan hanya kerling mata dan bentuk hidungnya yang memesona, ..
berada dihadapannya aku seperti kehilangan tenaga, ....
berasa nyaman memandang lama-lama gurat-gurat halus parasnya,
Aku seperti tenggelam dalam teori relativitas yang di kemukakan oleh Albert Einstein...
.......................namun, Ia seperti beringsut pelan saat aku memelototinya lama-lama, terasa..
aku menjadi silau dibuatnya,...
silau hingga memaksaku untuk memicingkan mata,
aku mundur dan mencari tempat yang agak teduh agar tetap bisa menikmatinya,
....menikmati, menyelami dan berusaha memahami
cukup dari kejauhan agar ia tetap berasa nyaman ada disana
......benar-benar siluet yang aku angankan


aku tidak akan menyalahkan siapapun

sebab aku hanya berangan-angan

tapi bukan berarti aku tidak serius

karna aku percaya karma *

(kampung kali, 27/9-07)

Wednesday, September 26, 2007

...festival terang mbulan


Penampilan liong fosfor asal Solo menjadi salah satu kesenian yang menarik ribuan pasang mata saat berlangsung Pesta Rakyat Terang Bulan di halaman Klenteng Tay Kak Sie, Semarang, Selasa (25/9) malam. Pesta Terang Bulan biasa diadakan oleh orang-orang China pada pertengahan musim gugur yang selalu jatuh pada hari ke 15 pada bulan ke 8 di kalender bulan China. Orang-orang dengan seluruh sanak handai tolannya keluar rumah menuju tempat-tempat yang terbuka agar bisa menikmati bulat dan indahnya Rembulan yangbersinar penuh. Mereka menikmati cantiknya pancaran Rembulan sambil menyantap lezatnya kue bulan. Festival Terang Bulan menjadi malam yang paling dinanti-nanti orang-orang China setelah malam Imlek.

Thursday, September 20, 2007

..bubur India Masjid Pekojan




Masjid Jami' Pekojan Semarang terkenal bukan hanya karena sejarahnya saja. Masjid yang telah ada sejak tahun 1799 ini juga memiliki tradisi unik tiap Ramadhan. Hidangan berbuka berupa bubur India menjadi sajian "ngangeni" bagi umat muslim sekitar yang tengah menjalankan ibadah puasa. Tradisi sajian bubur india sebagai menu berbuka telah ada di Masjid tersebut sejak kira-kira 200-an tahun lalu. Cita rasa bubur yang hingga kini masih tetap terjaga semenjak ratusan tahun lalu tentu menjadi prestasi tersendiri bagi para "koki" yang mengaku mendapatkan keahliannya secara turun temurun. Bau harum dari bubur yang telah masak menunjukkan bahwa masakan tersebut kaya akan bumbu rempah. Bumbu yang musti ditambahkan menurut sang "koki" antara lain: santan kelapa yang masih muda, jahe, daun serai, daun salam, kayumanis (manis jangan), daun loncang, cengkeh, daun seledri, serta garam. Mmmmmmmmm,....memang harum baunya....


Wednesday, September 19, 2007

...Semarang panaas...

Anda yang tinggal di wilayah Kota Semarang, beberapa minggu belakangan ini pasti ikut merasakan, Panasnyaaaaaaaaa,... temperatur kota pesisir ini diatas normal. Berlindung dibawah rerimbunan pepohonan adalah salah satu yang yang lazim dilakukan warga kota Semarang belakangan ini (waksssssssss). Pada akhirnya penjual minuman dinginlah yang senyum-senyum sambil membetulkan tatanan rambutnya. Omzetnya naik hingga mencapai dua kali lipat dari saat musim rambutan atau musim timun suri. Waaaaaa,.... ini juga yang perlu dipahami,.. akibat suhu yang di atas normal,... pemakaian listrikpun menjadi tak terkontrol. Mesin AC, kipas angin, kulkas menjadi empot-empotan karena dipacu 24 jam secara terus menerus oleh pemiliknya. Mmmmm.... mendingan lepas baju terus nyemplung ning Kedung saja, biar SUEGERRRRRRRRRRR!!!!


..Orang-orang kurang beruntung,..








Banyak yang bilang bahwa negara kita (Indonesia) adalah negara yang kaya, negara yang subur,… bahkan saking suburnya,.. tongkat di tanampun jadi tanaman (,…syair lagu milik grup Koesplus). Namun sayang, tingkat kesejahteraaan orang-orang Indonesia tidak berbanding lurus dengan kekayaan sumber daya alam yang dimiliki. Dari tahun ke tahun angka orang miskin di Indonesia terus saja mengalami peningkatan. 62 tahun adalah usia yang cukup panjang sebenarnya bagi sebuah negara untuk menata perekonomiannya. Namun kenyataannya,.. upah riil yang diterima orang-orang Indonesia masih teramat kecil. Penduduk asli negara ini seolah hanya menjadi “buruh” di tempat tinggalnya sendiri. Bagi orang-orang biasa kebanyakan yang tidak memiliki kekuasaan, amat susah untuk mendapatkan akses perekonomian. Gaji tinggi, makan enak, hidup layak seolah hanya dinikmati orang-orang dari golongan itu-itu saja. Menggantungkan nasib pada pemerintah,….kayaknya kok gak mungkin,… mempertahankan harga-harga sembako agar tetap stabil saja mereka gak bisa,…apalagi meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.