Thursday, July 3, 2008

Ganesh

Rabu (2/7) malam lalu Ganesh susah sekali memejamkan mata, waktu seolah pelan merambat. Padahal jarum jam telah menunjuk ke angka 12.00 WIB.

Gelisah, nampaknya menjalari sekujur tubuh Ganesh dan merayap memenuhi ruangan pengap tempat tinggalnya. Berkali-kali sikap badannya berubah guna mendapatkan posisi paling nyaman untuk terlelap; mulai dari seperti bayi yang masih dalam kandungan, gaya belalang sembah hingga tengkurap seperti musuh yang tertangkap dan kalah perang.

Padahal ia telah merajuk ke peraduan sejak pukul 9 malam tadi. Pikirannya melayang, khayalannya membumbung tinggi ke awang-awang menembus langit-langit kamar yang ramai dirayapi cicak memburu serangga.

"Nampaknya Aku harus berhenti,... tidak ada lagi yang perlu dikejar,.. semua sudah jelas, hanya bayang-bayang.." gumamnya pelan

"tidak,.. Aku tidak letih,.. Aku bukan menyerah.. Aku yakin tidak kalah,
tapi ini sebuah upaya untukku mengerti, memahami, dan menghargai."

"Pencapaian sebuah harapan bukanlah satu-satunya puncak kebahagian.
lupakan upaya untuk memburu kemenangan, dia bukan musuh, tidak perlu dikalahkan."

"Untuk apa menghunus pedang, tidak perlu ada yang dibunuh, tidak perlu ada yang tertebas, tidak perlu ada yang terluka dan menangis."

"Tidak perlu mengikuti, jika saatnya tiba, Ia pasti akan bersandar, kalau toh bukan diriku.. Tuhan pasti telah memilihkan yang terbaik untuknya."

kp kali (3/7)