akhir pekan lalu, melalui piranti telepon selular seorang kawan berkirim pesan tentang kesibukannya sekarang ia bercerita tentang kesibukan barunya sebagai seorang mahasiswa S2 sebuah Universitas terkemuka. Laptop barunyapun ia singgung-singgung di tengah-tengah percakapan. ah,..luar biasa kawanku satu ini. Anak juragan bawang dari Brebes. Berpenampilan seadanya, tapi Cerdas bukan main dan sedikit oportunis. Diakhir percakapan ia menanyakan kelanjutan Study yang kini masih aku tempuh. Tak lupa, Ia juga menawarkan bantuan mem-finishkan kuliahku. Sebuah akhir percakapan yang selalu tidak aku inginkan, karena itulah.. aku akan selalu menjawab dengan kalimat itu-itu saja .. mbuh,..kacau,..ambyar,..malesmen,... aku selalu punya pembelaan kenapa hingga akhir semester yang kesekian ini studyku belum juga selesai. "...dikunyah kesibukan,..gak sempat ke kampus,.. dosennya susah dicari,.." Ah dasar manusia,..selalu saja punya alasan untuk berkelit jika sedang pada kondisi terjepit. Terakhir kali ibukku menelpon,... beliau juga menanyakan kelanjutan kuliahku. Melalui ungkapan-ungkapan halusnya, berkali-kali aku diingatkan untuk sesegera mungkin menyelesaikan tanggungjawab yang dibebankan kedua orangtuaku. "MERAMPUNGKAN STUDY KESARJANAANKU, itu saja!!!" Ibukku berharap,.. selesainya study S1ku akan menjadi salah satu kado indah diakhir pengabdiannya sebagai seorang guru SD di sebuah kampung terpencil di Kabupaten Demak. Ingatan kecilku melayang-layang, kembali kemasa ketika dulu ibukku masih mengajar di sebuah sekolah dusun yang 5 kilometer jauhnya dari tempat tinggal kami. Aku masih ingat betul,..pagi-pagi sekali ibukku telah bangun, menyiapkan sarapan untuk kami sekeluarga, membangunkan kami semua agar tidak terlambat. Kakakku yang pertama sekolah di SMA swasta di Ibukota Propinsi, tinggal disana dan seminggu sekali pulang kerumah. kakakku yang kedua sekolah di SMP Kota Kecamatan, berangkat sekolah sebelum jam setengah enam pagi. Sementara aku bersekolah di SD yang bangunannya ada dibelakang rumah. Ibuk dan Bapakku pergi mengajar sebelum jam setengah tujuh pagi.Jika hari sedang terang dan cuaca bersahabat, kedua Orangtuaku akan berangkat mengajar berboncengan naik sepeda motor Yamaha superdeluxe tua buatan tahun 80 warna merah. Namun jika datang musim penghujan,.. kedua orangtuaku akan berjalan kaki menuju tempat mengajarnya masing-masing, karena mustahil menaiki sepeda motor ditengah jalan yang lumpurnya mencapai atas mata kaki. Belum lagi jika hujan deras datang dari pagi-pagi sekali. .....Aku jadi teringat kisah Ibuguru didaerah terpencil Belitong, Ibunda Mus yang dikisahkan oleh Andrea Hirata dalam Novel Laskar Pelanginya. Aku berbangga hati sekarang!!!,.. :) :) :) :) ------ Semangat perubahan seseorang bisa datang darimana saja,...dari orang-orang terdekat yang disayangi, dari benda-benda yang dijumpai, atau bisa saja dari pengalaman yang dijalani. Dan ketiganya telah aku lewati,... namun tetap saja aku belum berubah, ..masih bebal, malas, dan selalu ragu untuk melangkah hanya meminta dan berserah pada Tuhan tanpa sedikitpun berusaha, tentu juga sebuah ketololan. ah,.. kenapa aku masih juga seperti ini begitu takut untuk memulai, kp kali, 7/1-08 |
Monday, January 7, 2008
entah sampai kapan,
Subscribe to:
Posts (Atom)